On this auction event collections, we present our latest timed-auction of Southeast Asian,Chinese, Modern and Contemporary Art from 01 Sep to 24 Sep 2023 (UTC+8)Bid... show more
Otto Djaya merupakan pelukis asal Rangkasbitung, Pandeglang Banten. Sejak usianya berumur 12 tahun Otto Djaya sudah tertarik dengan seni Lukis, ditambah darah seninya yang sudah terbukti dari kakaknya yaitu Agus Djaya yang merupakan pelukis dan juga guru.
Hubungan dekatnya dengan presiden Soekarno, dikarenakan veteran perang dan perjuangan kemerdekaan, membawa Otto Djaya pindah ke Yogyakarta dengan seniman-seniman lainnya setelah Indonesia merdeka.
Di Yogyakarta Bersama kakaknya Agus Djaya mendirikan Sanggar Pelukis Rakyat atau SPR. Di kemudian hari SPR memegang peranan penting dalam perkembangan seni di Indonesia.
Terlebih lagi Otto Djaya diberikan peranan penting oleh Bung Karno saat itu Otto Djaya diberi kepercayaan untuk melukis Soekarno ketika berorasi keliling nusantara.
Mengambil contoh lukisan “Pesta Rakyat” kita dapat melihat ciri khas Otto Djaya. Gaya khas Otto Djaya ini di dapatkan dengan menggabungkan gaya impresionist dan realis. Dengan kombinasi warna yang cerah disertai garis hitam yang tegas untuk fokus utama dalam lukisannya.
Dalam lukisan ini fokusnya adalah pertunjukan musik dan tarian dengan mengangkat tema yang Otto Djaya cintai yaitu tema kerakyatan dan adat. Di dalam pesta ini penari wanita menggunakan kebaya dan penari pria menggunakan pangsi yang merupakan pakaian adat khas jawa barat. Demikian juga alat musiknya, alat musik yang digunakan mulai dari gendang, kecapi, gamelan, hingga gong yang merupakan alat musik tradisional indonesia.
Para penonton pun di gambarkan menggunakan pakaian tradisional. Di tambah dengan latar belakang yang di penuhi oleh bulan dan bintang di sertai bukit yang melintang seluas lukisan yang menunjukan keasrian alam indonesia.
Perjalanan kemerdekaan Indonesia memang panjang tetapi cepat, mengambil kesempatan dimana tentara jepang sedang lemah akibat serangan dari Amerika.
Melihat kesempatan tersebut pemuda-pemuda Indonesia dengan cepat mengambil sikap untuk mendeklarasi kemerdekaan Indonesia. Untuk itu pemuda-pemuda menculik dua tokoh penting yaitu Soekarno dan Mohammad Hatta. Salah satu yang menculik Soekarno dan Mohammad Hatta adalah Drs. Singgih.
Setelah 30 tahun hubungan antara Mohammad Hatta dan Drs. Singgih masih harmonis, sehingga kedua sosok penting ini digambarkan oleh Otto Djaya dalam lukisannya yang berjudul “Bung Hatta dan Drs. Singgih”.
Otto Djaya menggambarkan Muhammad Hatta dan Drs. Singgih bersebelahan dengan wajah tesenyum menandankan hubungan keduanya amat baik. Warna background yang di dominasi oleh biru juga bukan kebetulan, warna biru dipilih karena sebagai simbol kedamaian.
Hubungan baik tersebut juga ditegaskan melalui tulisan langsung dari Bung Hatta yang berbunyi:
"Sebentar Berpose dengan Drs Singgih, penculik saya dan almarhum bung Karno 30 tahun yang lalu ke Rengasdengklok. Suatu sumbangan yang merupakan satu jasa besar bagi terjadinya proklamasi kemerdekaan bangsa dan rakyat Indonesia dan lahirnya Negara Pancasila republic Indonesia."
Lukisan ini juga ditanda tangani oleh bung hatta.